Jumat, 02 Maret 2012

KPSI Gelar Debat Calon Ketum dan Exco

29-02-2012
Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) mulai menggelar debat calon anggota Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Debat calon itu digelar di Kantor KPSI, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/2). Pada hari pertama, tampil tiga orang calon yaitu Presiden Sriwijaya FC (SFC) Dody Reza Alex, diikuti Gusti Randa, dan Irawadi B Hanafie.

Dody Reza Alex menjadi orang pertama yang diberi kesempatan menyampaikan visi dan misinya. Dihadapan panelis yang terdiri atas Manajer SAD, Demis A. Djamoeddin dan pengamat sepakbola Tommy Welly, Dody pun menyampaikan harapannya terhadap sepakbola yang berdasarkan pada tiga pilar yaitu profesionalisme, integritas, dan kinerja.
“Yang dimaksud dengan profesionalisme adalah pengurus dan khususnya Ketua Umum PSSI ke depan harus berpegang teguh pada azas-azas profesionalisme. Harus setia kepada statuta, kepada konstitusi dari PSSI yang menjadi landasan hukum di organisasi, yaitu statuta PSSI,” papar Dody.

Untuk integritas, Dody mengatakan nilai-nilai integritas itu adalah fair play, toleransi, keolahragawanan, dan transparansi. “Unsur-unsur itulah yang dibutuhkan untuk menuju sepakbola modern. Saya rasa pecinta sepakbola Indonesia sangat tahu masalah itu,” tegasnya.

Mengenai kinerja, lanjut Dody, tentu harus memiliki standar yaitu kualitas dan prestasi. Oleh karena itu sepakbola modern Indonesia ke depan harus memberikan kualitas tertinggi dan juga menyediakan pengalaman bagi seluruh pecintanya.

Untuk mencapai ketiga misi tersebut, Alex mengungkapkan bahwa dirinya sudah memiliki visi-visi andaikan terpilih menjadi Ketua Umum PSSI yang baru.

“Pertama, bagaimana mengimplementasikan misi tadi dan menjalankannya sesuai dengan Statuta PSSI dan Statuta FIFA. Kedua, menciptakan iklim sepakbola yang kondusif dengan cara mengedepankan rekonsiliasi di seluruh tubuh stake holder sepakbola. Ketiga, membangun kompetisi berjenjang dengan cara membangun profesionalisme, prestasi dan kinerja,” tegasnya.

Ketika ditanya oleh panelis tentang bagaimana cara menyelesaikan dualisme di tubuh PSSI, Alex menjawab bahwa PSSI harus mendengarkan keinginan dari seluruh insan sepakbola.
“Saya setuju bahwa kedaan PSSI sudah kronis. Untuk mengatasinya, Ketua Umum PSSI harus bisa menciptakan suasana kondusif dengan cara mendengarkan keinginan seluruh insan sepakbola. Kemudian, perlu adanya pembenahan secara menyeluruh. Apa yang harus dipotong, harus dipotong. Apa yang harus dibongkar, wajib dibongkar. Apa yang sudah bagus, wajib dipertahankan,” tandasnya.

Selain Dodi, kandidat lain yang diberi kesempatan untuk melontarkan visi dan misinya di hari pertama adalah Gusti Randa. Pengacara yang juga artis itu maju sebagai calon anggota Exco dengan semboyan 3B yakni, benar, bersih, dan bersama.

Mengenai slogan bersih, menurutnya harus menjadi bagian fondasi untuk membangun, dan tidak dapat dipisahkan dengan apapun juga. “Bersih dalam membangun tata kelola organisasi sepakbola Indonesia. Bersih dalam membuat struktur maupun infrastruktur Indonesia,” ucapnya.

Sementara Irawadi Hanafi mengusung visi-misi untuk mempersatukan pihak yang berkonflik dalam dunia sepakbola Indoensia. Menurut Irawadi, solusi untuk memecahkan permasalahan itu adalah menggelar KLB.

“Perpecahan di antara anggota PSSI yang merambat samapai kepengurus cabang PSSI merupakan kesalahan dari kepengurusan PSSI saat ini. KLB adalag solusi yang dapat mengatasi hal itu. Itu harus segera dilakukan anggota PSSI sebelum AFC dan FIFA yang turun tangan,” tandas Irawadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar