09/04/2012
Tua dan muda, sama-sama bergelora.
Berikanlah aplaus kepada Persija Jakarta, juga acungkan jempol
tinggi-tinggi buat mereka. Tampil dengan sederet pemain muda minim
pengalaman, Macan Kemayoran menggegerkan putaran pertama ISL 2011/2012.
Tim besutan Iwan Setiawan bercokol di peringkat keempat klasemen
sementara dengan mengantongi 27 poin dari 17 laga.Dibandingkan dengan tim-tim unggulan lainnya, katakanlah seperti Persisam Samarinda, Mitra Kutai Kartanegara, dan rival abadi mereka, Persib Bandung, Macan Kemayoran untuk sementara lebih cemerlang. Persisam dihuni sederet pemain senior, di antaranya M Roby, Ronald Fagundez, dan Christian Gonzales. Mitra Kutai Kartanegara tak kalah kinclong. Manajer Ronny Fauzan menggelontorkan miliaran rupiah guna mendatangkan pemain-pemain berkelas. Hamka Hamzah, Ardan Aras, Isnan Ali, Hendro Kartiko, Joice Sorongan, Bobby Satria, Ahmad Bustomi, Arif Suyono, Jajang Mulyana, dan Wijay, merupakan nama-nama yang tak asing di blantika sepak bola nasional. Mereka pernah memperkuat timnas.
Persib juga tak kalah menakutkan. Maung Bandung dihuni amunisi-amunisi nan mumpuni di semua lini. Seperti halnya Mitra Kukar, Pangeran Biru merekrut sederet pilar tokcer guna memenuhi ambisinya juara ISL musim ini. M Ilham, Zulkifli Syukur, Tony Sucipto, Hariono, Aliyudin, Maman Abdulrahman, Abanda Herman, Jendry Pitoi, serta Atep merupakan jaminan mutu.
Akan tetapi, nasib Persija lebih baik ketimbang ketiga tim tersebut. Naga Mekes hanya mampu finish di peringkat kelima. Bagi manajemen, hasil ini tak sepadan dengan uang yang sudah digelontorkan. Dan, Simon McMenemy harus menerima risiko. Pelatih asal Inggris yang pada 2010 membawa timnas Filipina masuk semifinal Piala AFF dipecat.
Nasib apes juga menggebuk Persisam. Menargetkan lima besar di akhir putaran pertama, Pesut Mahakam terpuruk di posisi ke-10. Sederet kekalahan yang dituai M Roby dan kawan-kawan, terlebih di kandang, berujung pengunduran diri Daniel Roekito sebagai arsitek tim. Manajemen sebenarnya masih membutuhkan mantan pelatin Persib dan Persiba Balikpapan. Hanya saja, pelatih yang akrab disapa Coach DR bergeming.
Persib lebih apes. Sempat bercokol di papan atas dalam beberapa minggu, tim yang bermarkas di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, harus puas mengakhiri putaran pertama dengan bertenger di peringkat ketujuh. PT Persib Bandung Bermartabat selaku penyandang dana kontan berang. Direksi tak bisa menerima kenyataan. Seharusnya, dengan dukungan dana dan materi pemain bagus, Maung Bandung bercokol di jajaran elit. Konflik internal memanas, tak terbendung. Drago Mamic, sang pelatih, jadi tumbal. Merasa tak nyaman, pelatih asal Serbia yang pernah menukangi timnas U-23 Myanmar, memilih mundur. Moses Sayki, striker asal Ghana, juga didepak. Sayki dinilai gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Sebagai gantinya, manajemen pun merekrut dua tombak baru yakni Marcio Souza dan Noh Alam Shah.
Forza Persija. Persija mengawali musim ini dengan segepok persoalan. Persiapan Macan Kemayoran direcoki pihak-pihak lain yang juga mengatasnamakan Persija. Mereka bermain di IPL, kompetisi PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin. Dibandingkan dengan tim-tim mapan lainnya, Persija, boleh dibilang, 'telat panas'. Di saat yang lain sibuk berburu pemain dan latihan, tim yang bermarkas di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta masih berkutat dalam persoalan internal.
Sederet pemain memilih hengkang, menyusul konflik kian mencekik. M Nasuha, Aliyudin, Zulkifli Syukur, Tony Sucipto, dan M Ilham yang diharapkan terus bertahan malah memilih hengkang ke Persib. Agus Indra Kurniawan, gelandang energik yang membela Persija sejak 2005 pulang kampung dan berlabuh di kandang Gresik United. Syamsul Chaeruddin ke Sriwijaya FC. Pemain lain memilih bertahan. Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, dan Leo Saputra tetap setia. Meski banyak tawaran dengan gaji menggiurkan, ketiganya tetap sehati.
Pelan namun pasti, manajemen baru yang dipimpin Ferry Paulus selaku Ketua Umum Persija terus bergerak. Iwan Setiawan didapuk sebagai pelatih. Pemain baru direkrut. Yang menarik, manajemen memutuskan untuk memberi kepercayaan kepada pemain-pemain muda Persija, di antaranya Andritany, Hasim Kipuw, Ramdani Lestaluhu, dan Alan Marta. Johan Juansyah yang sebelumnya bermain bersama Persijap Jepara juga diangkut ke Ragunan, Mes Persija. Agar tak terlalu timpang, manajemen mendatangkan pemain sarat pengalaman yakni Robertino Pugliara (Persiba Balikpapan) dan Fabiano (Persela Lamongan).
Dimotori Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan, Iwan Setiawan mampu menyatukan visi bermain pemain muda dan senior. Awalnya, tak gampang memang. Namun, Iwan tak putus asa. Kesabaran dan ketekunan adalah dua hal yang sangat dipahami mantan pelatih PSMS Medan. Hebatnya lagi, sukses yang diraih Persija kini lebih kian bermakna karena beberapa partai kandang harus dilakoni di kampung orang. Ini karena Stadion Utama Gelora Bung Karno direnovasi. Kendati bertarung di luar kandang, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan tetap semangat. Loyalitas The Jak, fans setia Persija, ikut memantik elan tempur penggawa-penggawa Macan Kemayoran. Dengan prinsip di mana pun dan kapan pun, The Jak selalu hadir untuk tim kesayangannya.
Bagaimana pada putaran kedua? Mampukah Persija mewujudkan asa juara musim ini, seperti yang mereka toreh pada 2001? Kita tunggu saja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar